Tempat Ngeblogna Orang Balida

Sunda Kabaheulakeun (Transportasi)

Orang-orang dulu umumnya bepergian jalan kaki. Paling -paling, yang kaya, pakai kuda. Tapi, banyak alat transportasi lain. Para putri raja biasanya ditandu.

1. Tandu
Nah, ini contoh “putri Walanda” ditandu. Tandunya dari bambu juga, ya. Lainnya naik kuda.
Gadis Belanda naik tanduNaik kuda atau tandu, 1890-an
Tandu terbuat dari bambu, 1890-an

2. Kereta Api
Kereta api dulu lokomotifnya masih berbentuk silinder, hitam legam. Sekarang (2010-an) sudah berbentuk “kotak”. Lokomotif hitam ini masih ada dan dipakai juga, tapi terbatas. Kereta penumpang umumnya sudah tidak lagi.
Lokomotif Silinder Hitam

Lokomotif KA 1936Lokomotif, 1936

Jika ada sepeda gunung, ada pula kereta api gunung. Kereta api gunung itu kereta api yang naik turun gunung tanpa harus takut melorot lagi ke bawah. Ini dimungkinkan karena di bagian tengahnya ada rel dan gigi khusus. Kereta ini adanya di Ambarawa, Jawa Tengah. Nah seperti ini wujudnya.
 
Lokomotif kereta api gunung di Ambarawa

Nah di tengah rel ada rel ketiga bergerigi, seperti gambar di bawah ini.
Rel bergigi dan roda bergigi kereta api gunung, Ambarawa
Gigi-gigi yang ada pada rel berfungsi menahan gigi roda agar kereta tidak melorot ke bawah dia tanjakan pegunungan. Oleh karena itulah maka gigi rel miring ke arah belakang. Jika kereta akan mundur (melorot), maka gigi rodanya tertahan gigi rel. Tetapi ektika maju, gigi roda itu tidak tertahan gigi rel.
Rel kereta api gunung, Ambarawa. Rel bergigi df bagian tengah. Jaman Belanda
Stasiun Willem I, stasiun kereta api gunung Ambarawa, masa Belanda. Lebih bagus dari stasiun kereta api Indonesiadesa-desa lainnya.

2. Dokar, Kahar, Andong, Sado, Delman, Kereta Kuda
Alat transportasi lainnya kereta ditarik kuda. Ada beragam macam, dan sampai sekarang masih banyak digunakan. Yang tidak digunakan lagi “kereta pos Majalengka-Kadipaten” di bawah ini.
Kereta Pos Majalengka-Kadipaten Jaman Belanda
Nah, ini beragam kereta: kereta kuda, kereta sapi.Andong, 1890-1920

Andong Belanda, 1800-1900

Pedati tertutup, 1880-1910

Delman, 1860-1880

 
Kereta Kuda, 1900-1940

Kereta Kuda, 1918

Kereta Kuda Tertutup, 1920-an

 
Pedati Kuda di Jalan Bandung-Solo

Pedati Kuda, Bandung 1949

Sado Medan, 1920

Kalau yang ini namanya lori. Di Kadipaten (dari Kadipaten ke daerah-daerah di utaranya, misalnya ke Karangsambung) dulu ada lori ditarik kuda. Para pedagang biasanya naik itu. Sayang fotonya belum tertemukan.
Bos naik lori didorong para “bedende”

Lori angkutan tebu ditarik sapi

3. Memikul, menggendong
Di ketika orang sudah pakai alat transporatsi, para pemikul tetap jalan seperti biasa. Ini foto di Bogor 1904. Perhatikan bentuk “keranjang” pikulannya  yang khas.
Sang pemikul, Bogor 1904

Lebih kontradiksi lagi, di pinggiran rel kereta api, jaman baheula, seorang anak kecil dan ibu serta kakaknya menggendong gerabah.
Perjuangan hidup “anak gerabah” (pottenbakster), Solo, 1900-1940

Lihatlah betapa pahitnya hidup ini. Anak yang seharusnya bersekolah, tidak bisa bersekolah, karena memang tidak ada sekolah untuknya, dan hidup mengharuskannya berjuang tak kenal lelah dan payah. Salut untukmu anakku, kau pejuang sejati kehidupan.

Sumber : https://tatangmanguny.wordpress.com
Artikel Terkait
Bagikan Artikel ini :
+
Previous
Next Post »

Posting Komentar

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Back To Top